Kringgg......!!!
“mama....jam berapa nih...kok jamku udah bunyi?”
“jam 7 kurang 10, gak niat kesekolah kamu za?”
“apa? Mati aku....!” ucap Liza pagi itu, dia bergegas mandi
dan memakai bajunya walaupun tergesa-gesa.
Ia langsung menaiki mobilnya dan melaju kecepatan yang
sangat tinggi. Itu memang sudah menjadi kebiasaan Liza. Sasampainya disekolah,
ternyata semua siswa sudah masuk. Liza bingung dia harus bagaimana lagi. Sedangkan
guru super duper galak itu sudah diruangannya.
“Aduh...malah celingak celinguk disitu ngapain lu?” saut
temen Liza yang duduk dikekat jendela.
“mampus deh gue....gimana nih ron? Mana bu rasmijah udah
didalem” sambung Liza dengan paniknya
“ya cepetan masuk, malah celingak celinguk dijendela”
“iya iya gue masuk. Bismillahirrahmanirrahim...yaallah
tolong hamba..”
“halah...gak usah lebay cepetan masuk”
Roni adalah sahabat Liza. Walaupun dia tergolong anak nakal
namun dia baik dan setia sama sahabatnya.
“tok..tok...tok..”
“masukkk...”
“bu anu...maaf saya
terlambat...tadi..em..ada...itu..anu...anu..”
“halah..anu..anu..! berdiri didepan kelas!!”
Yah. Itulah Liza. Memang dia mempunyai ciri khas. Liza
adalah anak yang keren, hampir semua orang mengetahui sifat Liza. Namun,
dibalik itu, dia termasuk anak jahil dan sebenarnya dia baik hati. Dia mempunyai
3 sahabat sejati yang selalu ada dimanapun dia berada. Ketiga sahabat itu
bernama, Roni, Neola, dan Yuliana. Mereka bersahabat dari kecil hingga
sekarang. Tapi memang, mereka berempat mempunyai kesalahan besar pada saat itu.
Sebut saja safia. Safia adalah musuh bebuyutan Liza. Dia bersih keras
menghancurkan keempat sahabat itu. Hingga pada suatu hari, saat Roni sedang
mengendarai motor saat menuju toko buku, karena pada saat itu Roni ditugasi
oleh Liza untuk mengerjakan tugas dari salah satu dosen mereka, tidak disangka
geng safia berencana untuk menculik salah satu dari mereka berempat. Tiba-tiba
Roni dihadang oleh safia dan teman-temannya. Otomatis Roni bingung. Dan pada
saat itu juga gengnya Safia menculik Roni dan membawa Roni kemarkasnya dan
memukuli Roni. Lalu Safia menelfon Liza dan Neola yang sedang kebingungan
mencari Roni.
“kalo lu mau Roni selamat, potong telinga lu kasih kegue!! Kalo
lu gak ngasih kuping lu ke gue, Roni bakalan mati ditangan gue!!”
“oke oke gue turutin kemauan lu, tapi jangan sentuh Roni gue
mohon sama lu”
“oke gue tunggu lu digudang markas dibelakang gedung sekolah.
Kalo lu gak dateng, jangan harap lu bisa ketemu Roni lagi, CAMKAN kata-kata gue!!”
Liza dan Neola pun kebingungan, lalu Liza berfikir.
“apa yang harus gue lakuin? Apa gue harus potong telinga
gue? Jika tidak pasti gue gk akan bisa ketemu Roni lagi. Gue harus bagaimana?”
tiba-tiba Liza mengambil silet dan dia mengatakan “DEMI SEORANG SAHABAT...GUE
RELA......” terlihat darah mengucur deras dari telinga Liza.
“Lizaaaaaa....lu bodoh banget!!” kata Neola. Dengan terbata
bata Liza mengambil plastik kecil dan memasukan daun telinganya ke dalam
plastik.
“Lizaaaaaa” jerit Neola histeris
“gue gak apa-apa kok Neola...” kata Liza terbata-bata
“kenapa lu ngambil tindakan ini gila ini za?” tanya Neola
histeris.
“demi Roni nel, dia dalam keadaan bahaya, lebih baik gue
kehilangan telinga gue dari pada gue harus kehilangan sahabat gue...” jawab
Liza meringis menahan sakit.
***
Dilain tempat, Roni sedang bingung bagaimana dia harus
melarikan diri. Lalu dia mengambil kawat untuk mengotak-ngatik pintu yang
terkunci agar bisa terbuka. Dan “yeeeaahh...” pintu itu terbuka. Roni bisa
membuka pintu itu. Ia langsung bergegas melarikan diri dari tempat tersebut. Dengan
berhati-hati dan berharap tidak ada yang mengetahuinya. Dan akhirnya Roni
berhasil kabur dan bergegas kerumah Liza.
***
Sesampainya dirumah Liza, ternyata hanya ada Yuliana. Roni
melihat temennya sedang kebingungan. Lalu Yuliana bertanya kepada Roni.
“Ron, gue bener bener gak tau, sebenernya ada apa?” tanya
Yuliana
“ceritanya panjang, gue gak bisa cerita sekarang. Yang penting
dimana Liza?”
“oke..oke. gue juga gak tau Liza dimana. Tadi gue liat ada
darah dikamarnya. Gue juga bingung cari Liza dari tadi dan gak ketemu, gue
takut dia kenapa-kenapa”
“ya tuhan..jangan-jangan.... ayo ikut gue sekarang..” dengan
hati yang amat gelisah, mereka pergi ke markas Safia yang berada dibelakang
sekolah. Sesampainya disana, mereka melihat banyak mobil polisi dan ambulance. Roni
dan Yuliana langsung bingung dan bertanya kepada salah satu polisi.
“pak, ada apa ini?”
“kami menemukan 1 mayat dan satu penganiayaan, dan satu
teman korban”
“dimana mayat dan temannya? Siapa tau kami kenal.”
“ya, didalam ambulance” betapa kagetnya mereka. Ternyata itu
adalah Liza dan Neola. Lalu mereka bertiga lalu mereka bertiga langsung memeluk
mayat Liza sahabat mereka. Dan Roni melihat salah satu telinga Liza sudah
tiada. Roni ingat kata-kata Safia saat menelfon Liza (“kalo lu mau Roni
selamat, potong telinga lu kasih kegue!! Kalo lu gak ngasih kuping lu ke gue,
Roni bakalan mati ditangan gue!!”)
Roni sadar, Liza sahabatnya rela memotong telinganya demi
keselamatan sahabatnya. Lalu, Roni menangis. dia dan sahabatnya memakamkan Liza
saat keesokan hari.
(Ditempat pemakaman)
“Liza....,maafin gue gara-gara gue lu jadi begini” ucap Roni
sambil menangis
“udah Ron, ini bukan salah lu. Udah takdirnya begini dan
kita harus ikhlas biar arwahnya Liza tenang disana” ucap Neola sahabatnya yang
berasa bersalah.
“itu benar Ron, Allah memanggil Liza karena Allah sayang
sama Liza dan untuk mendapatkan tugas lainnya di alam lain” ucap Yulia yang
ikut memeluk Roni.
“kalian benar....terimakasih atas motivasi kalian. Gue janji
bakal jaga kalian selamanya, walaupun Safia dan gengnya sudah dipenjara tetapi
kejahatan masih mengintai kita. Gue akan jaga kalian berdua, gue sayang kalian
dan gak mau kehilangan sahabat untuk yang kedua kalinya” ucap Roni didepan
makam Liza.
“makasih Ron, kita juga sayang kok sama lu..” ucap Neola
menenangkan sahabatnya
“kita juga akan jaga diri kok Ron” ucap Yulia
“Liza, walaupun lu udah gk ada, namun lu selalu ada disisi
kita. Kita akan doain lu, semoga lu tenang dialam sana. Suatu saat kita pasti
akan bertemu dan berkumpul lagi. Makasih za, lu udah berkorman demi gue, gue
janji bakal jaga Neola dan Yuliana.“ ucap Roni dengan nada keras didepan makam
Liza.
“ayo pulang Ron, biar Liza istirahat dengan tenang” ajak
Neola
“iyaa..” jawab Roni sambil mengangguk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar