Kamis, September 25, 2014

Pengorbanan seorang sahabat sejati



Kringgg......!!!

“mama....jam berapa nih...kok jamku udah bunyi?”

“jam 7 kurang 10, gak niat kesekolah kamu za?”

“apa? Mati aku....!” ucap Liza pagi itu, dia bergegas mandi dan memakai bajunya walaupun tergesa-gesa.

Ia langsung menaiki mobilnya dan melaju kecepatan yang sangat tinggi. Itu memang sudah menjadi kebiasaan Liza. Sasampainya disekolah, ternyata semua siswa sudah masuk. Liza bingung dia harus bagaimana lagi. Sedangkan guru super duper galak itu sudah diruangannya.

“Aduh...malah celingak celinguk disitu ngapain lu?” saut temen Liza yang duduk dikekat jendela.

“mampus deh gue....gimana nih ron? Mana bu rasmijah udah didalem” sambung Liza dengan paniknya

“ya cepetan masuk, malah celingak celinguk dijendela”

“iya iya gue masuk. Bismillahirrahmanirrahim...yaallah tolong hamba..”

“halah...gak usah lebay cepetan masuk”

Roni adalah sahabat Liza. Walaupun dia tergolong anak nakal namun dia baik dan setia sama sahabatnya.

“tok..tok...tok..”

“masukkk...”

“bu anu...maaf saya terlambat...tadi..em..ada...itu..anu...anu..”

“halah..anu..anu..! berdiri didepan kelas!!”


Yah. Itulah Liza. Memang dia mempunyai ciri khas. Liza adalah anak yang keren, hampir semua orang mengetahui sifat Liza. Namun, dibalik itu, dia termasuk anak jahil dan sebenarnya dia baik hati. Dia mempunyai 3 sahabat sejati yang selalu ada dimanapun dia berada. Ketiga sahabat itu bernama, Roni, Neola, dan Yuliana. Mereka bersahabat dari kecil hingga sekarang. Tapi memang, mereka berempat mempunyai kesalahan besar pada saat itu. Sebut saja safia. Safia adalah musuh bebuyutan Liza. Dia bersih keras menghancurkan keempat sahabat itu. Hingga pada suatu hari, saat Roni sedang mengendarai motor saat menuju toko buku, karena pada saat itu Roni ditugasi oleh Liza untuk mengerjakan tugas dari salah satu dosen mereka, tidak disangka geng safia berencana untuk menculik salah satu dari mereka berempat. Tiba-tiba Roni dihadang oleh safia dan teman-temannya. Otomatis Roni bingung. Dan pada saat itu juga gengnya Safia menculik Roni dan membawa Roni kemarkasnya dan memukuli Roni. Lalu Safia menelfon Liza dan Neola yang sedang kebingungan mencari Roni.

“kalo lu mau Roni selamat, potong telinga lu kasih kegue!! Kalo lu gak ngasih kuping lu ke gue, Roni bakalan mati ditangan gue!!”

“oke oke gue turutin kemauan lu, tapi jangan sentuh Roni gue mohon sama lu”

“oke gue tunggu lu digudang markas dibelakang gedung sekolah. Kalo lu gak dateng, jangan harap lu bisa ketemu Roni lagi, CAMKAN kata-kata gue!!”

Liza dan Neola pun kebingungan, lalu Liza berfikir.

“apa yang harus gue lakuin? Apa gue harus potong telinga gue? Jika tidak pasti gue gk akan bisa ketemu Roni lagi. Gue harus bagaimana?” tiba-tiba Liza mengambil silet dan dia mengatakan “DEMI SEORANG SAHABAT...GUE RELA......” terlihat darah mengucur deras dari telinga Liza.

“Lizaaaaaa....lu bodoh banget!!” kata Neola. Dengan terbata bata Liza mengambil plastik kecil dan memasukan daun telinganya ke dalam plastik.

“Lizaaaaaa” jerit Neola histeris

“gue gak apa-apa kok Neola...” kata Liza terbata-bata

“kenapa lu ngambil tindakan ini gila ini za?” tanya Neola histeris.

“demi Roni nel, dia dalam keadaan bahaya, lebih baik gue kehilangan telinga gue dari pada gue harus kehilangan sahabat gue...” jawab Liza meringis menahan sakit.

***

Dilain tempat, Roni sedang bingung bagaimana dia harus melarikan diri. Lalu dia mengambil kawat untuk mengotak-ngatik pintu yang terkunci agar bisa terbuka. Dan “yeeeaahh...” pintu itu terbuka. Roni bisa membuka pintu itu. Ia langsung bergegas melarikan diri dari tempat tersebut. Dengan berhati-hati dan berharap tidak ada yang mengetahuinya. Dan akhirnya Roni berhasil kabur dan bergegas kerumah Liza.

***

Sesampainya dirumah Liza, ternyata hanya ada Yuliana. Roni melihat temennya sedang kebingungan. Lalu Yuliana bertanya kepada Roni.

“Ron, gue bener bener gak tau, sebenernya ada apa?” tanya Yuliana

“ceritanya panjang, gue gak bisa cerita sekarang. Yang penting dimana Liza?”

“oke..oke. gue juga gak tau Liza dimana. Tadi gue liat ada darah dikamarnya. Gue juga bingung cari Liza dari tadi dan gak ketemu, gue takut dia kenapa-kenapa”

“ya tuhan..jangan-jangan.... ayo ikut gue sekarang..” dengan hati yang amat gelisah, mereka pergi ke markas Safia yang berada dibelakang sekolah. Sesampainya disana, mereka melihat banyak mobil polisi dan ambulance. Roni dan Yuliana langsung bingung dan bertanya kepada salah satu polisi.

“pak, ada apa ini?”

“kami menemukan 1 mayat dan satu penganiayaan, dan satu teman korban”

“dimana mayat dan temannya? Siapa tau kami kenal.”

“ya, didalam ambulance” betapa kagetnya mereka. Ternyata itu adalah Liza dan Neola. Lalu mereka bertiga lalu mereka bertiga langsung memeluk mayat Liza sahabat mereka. Dan Roni melihat salah satu telinga Liza sudah tiada. Roni ingat kata-kata Safia saat menelfon Liza (“kalo lu mau Roni selamat, potong telinga lu kasih kegue!! Kalo lu gak ngasih kuping lu ke gue, Roni bakalan mati ditangan gue!!”)

Roni sadar, Liza sahabatnya rela memotong telinganya demi keselamatan sahabatnya. Lalu, Roni menangis. dia dan sahabatnya memakamkan Liza saat keesokan hari.

(Ditempat pemakaman)

“Liza....,maafin gue gara-gara gue lu jadi begini” ucap Roni sambil menangis

“udah Ron, ini bukan salah lu. Udah takdirnya begini dan kita harus ikhlas biar arwahnya Liza tenang disana” ucap Neola sahabatnya yang berasa bersalah.

“itu benar Ron, Allah memanggil Liza karena Allah sayang sama Liza dan untuk mendapatkan tugas lainnya di alam lain” ucap Yulia yang ikut memeluk Roni.

“kalian benar....terimakasih atas motivasi kalian. Gue janji bakal jaga kalian selamanya, walaupun Safia dan gengnya sudah dipenjara tetapi kejahatan masih mengintai kita. Gue akan jaga kalian berdua, gue sayang kalian dan gak mau kehilangan sahabat untuk yang kedua kalinya” ucap Roni didepan makam Liza.

“makasih Ron, kita juga sayang kok sama lu..” ucap Neola menenangkan sahabatnya

“kita juga akan jaga diri kok Ron” ucap Yulia

“Liza, walaupun lu udah gk ada, namun lu selalu ada disisi kita. Kita akan doain lu, semoga lu tenang dialam sana. Suatu saat kita pasti akan bertemu dan berkumpul lagi. Makasih za, lu udah berkorman demi gue, gue janji bakal jaga Neola dan Yuliana.“ ucap Roni dengan nada keras didepan makam Liza.

“ayo pulang Ron, biar Liza istirahat dengan tenang” ajak Neola

“iyaa..” jawab Roni sambil mengangguk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar