Jumat, Agustus 02, 2019

Metode Pengambilan Sampel


Pendahuluan

            Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang pikiran atau kesadaran seseorang. Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relavan, akurat dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.

            Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling relevan. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya. Dalam penelitian salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian atau penganalisaan data terhadap objek.


Pembahasan

1.     Pengertian Populasi dan Sampel

a.      Populasi

Populasi adalah objek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data. Namun, dalam kegiatan penelitian untuk menjangkau keseluruhan dari objek tidak mungkin dilakukan. Apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut populasi atau sensus. Arti dari sensus yaitu cara untuk mendapatkan keterangan (informasi) dari semua anggota populasi dan tanpa terkecuali. Macam populasi, antara lain adalah populasi  terhingga dan tak terhingga. Yang dmaksud dengan populasi terhinga yaitu sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai bahan kajian penelitian yang  jumlahnya tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan populasi tak terhingga adalah sekumpulan objek yang akan diteliti berjumlah tidak terhingga banyaknya.

b.      Sampel

Sampel adalah sebagian dari individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian. Jika  hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau yang representetif artinya menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal tetapi mewakili sampel bukan merupakan duplikat dari populasi. Hal penting yang harus diperhatikan di dalam melakukan teknik sampling adalah keterwakilan (representativeness). Prinsip keterwakilan ini adalah mutlak karena sampel harus sebenar-benarnya menggambarkan sebuah populasi. Jadi penelitian hanya dilakukan pada sampel tidak pada populasi. Namun kesimpulan-kesimpulan penelitian mengenai sampel itu akan dikenakan ataudigeneralisasikan terhadap populasi. Generalisasi dari sampel ke populasi ini mengandung resiko bahwa akan terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan, karena sampel tidak kan menerminkan secara tepat keadaan populasi.



2.     Alasan Penarikan Sampel

Berikut ini beberapa alasan mengapa di dalam suatu penelitiaan, sampel lebih sering ditarik, yaitu :

·         Adanya populasi yang sangat besar (infinite population) didalam populasi yang sangat besar dan tidak terbatas tidak mungkin seluruh populasi diperiksa atau diukur karena akan memerlukan waktu yang lama.

·         Homogenitas, tidak perlu semua unit populasi yang homogeny diperiksa karena akan membuang waktu serta tidak aka nada gunanya karena variable yang akan diteliti telah terwakili oleh sebagian populasi.

·         Penarikan sampel menghemat biaya dan waktu

·         Ketelitian/ketepatan pengukuran meneliti yang sedikit (sampel) tentu akan lebiih teliti dibandingkan dengan meneliti jumlah yang banyak (populasi)

·         Adanya penelitian yang melakukannya objek penelitian tersebut harus dihancurkan (destruktif) misalnya jarum suntik yang sudah dipakai orang yang menjadi objek penelitian tidak mungkin lagi dipakai.


3.     Syarat-syarat Sampel yang Ideal

Penarikan sampel dalam suatu penelitian harus dapat menggambarkan populasinya atau dengan kata lain karakter yang akan kita ukur didalam sampel sama dengan karakter populasi. Sampel yang ideal adalah yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a)      Dapat menghasilkan gambaran karakter populasi yang tepat

b)      Dapar menentukan presisi (ketepatan) hasil penelitian dengan menentukan simpangan baku dari taksiran yang diperoleh.

c)      Sederhana dan mudah dilaksanakan

d)      Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin.

Apabila syarat-syarat tersebut tidak dapat
terpenuhi, maka kesimpulan yang digeneralisasikan untuk populasi akan menjadi bias (bias conclusion).


4.     Ciri-ciri Sampel yang Baik

Berikut ini ciri-ciri sampel yang baik adalah :

a)      Sampel dipilih dengan hati-hati : dengan menggunakan cara tertentu dan benar

b)      Sampel harus mewakili populasi : sehingga gambaran yang diberikan dapat mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.

c)      Besarnya ukuran sampel : hendaknya mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel yang dapat ditolerir dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.


5.     Kerangka Sampel (Sampling Frame)

Kerangaka sampling merupakan daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling. Kerangka sampling dapat berupa daftar mengenai jumlah penduduk, jumlah bangunan, dan mungkin berupa peta yang unit-unitnya tergambar secara jelas. Sebuah kerangka sampling yang baik harus memenuhi syarat-syarat (1) meliputi seluruh unsur sampel (2)tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali (3) up to date (4) batas-batasannya jelas (misalnya batas wilayah, rumah tangga) dan (5) dapat diacak dilapangan.


6.     Teknik Pengambilan Sampel

Penarikan atau pengambilan sampel dibagi menjadi duaa yaitu pengambilan sampel secara acak (probability sampling) dan pengambilan sampel secara tidak acak (non probability sampling). Berikut adalah penjelasan yang lebih lanjut :

a)      Penarikan Sampel Secara Acak (Probability Sampling)

Dikenal dengan Random Sampling. Pada saat memilih unit sampling sangat diperhatikan besarnya peluang satuan sampling untuk terpilih ke dalam sampel, dan peluang itu tidak boleh sama dengan nol. Sampling tipe ini bias dipakai untuk melalukan generalisasi hasil penelitian terhadap populasi walaupun data yang didapat hanya berasal dari sampel. Ciri-ciri dari probability sampling ini adalah setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel, pemilihan sampel bersifat objektif, estimasi parameter dapat dilakukan, bisa dapat diperkirakan.

Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai berikut; (1) derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan, (2) beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan, dan (3) besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik. Analisis tidak hanya menggunakan statistika deskriptif, juga bisa memakai statistika inferensial baik yang termasuk kelompok statistika parametrik maupun non parametrik. Beberapa teknik penarikan sampel dengan probability sampling adalah sebagai berikut:

1)      Sampling Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Satuan sampling dipilih secara acak. Suatu sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian dari suatu populasi (N) mempunyai kesempatan yang sama untuk dipiih sebagai sampel (N). Cara ini dapat dilaksanakan apabila populasi tidak bergitu banyak variasinya dan secara geografis tidak terlalu menyebar, di samping itu harus ada daftar populasi (sampling frame). Caranya adalah: dengan melakukan undian, memakai tabel bilangan random, memakai paket computer (kalau sudah mempunyai kerangka sampel).

2)      Sampling Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)

Suatu metode pengambilan sampel dimana sampel yang diambil secara acak hanya unsur pertama, selanjutnya diambil secara sistematik sesuai langkah yang sudah ditetapkan. Syarat penarikan sampel secara sistematis ini adalah tersedianya kerangka sampling, populasinya mempunyai pola peraturan seperti blok-blok rumah, nomor urut pasien, dan populasi sedikit homogen. Sampel sistematis seringkali menghasilkan kesalahan sampling (sampling error) yang lebih kecil, disebabkan anggota sampel menyebar secara merata.

3)      Sampling Acak Berlapis (Stratified Random Sampling)

Dalam praktek sering dijumpai populasi yang tidak homogen. Makin heterogen suatu populasi, makin besar pula perbedaan sifat antara lapisan-lapisan tersebut. Presisi dan hasil yang dapat dicapai dengan penggunaan suatu metode pengambilan sampel, antara lain dipengaruhi oleh derajat keseragaman dari populasi yang bersangkutan. Untuk dapat menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan dibagi ke dalam lapisan-lapisan (stratum) yang seragam dan dari setiap lapisan diambil sampel secara acak, misalnya pendidikan (tinggi, sedang, kurang), dan ekonomi (kaya, sedang, miskin). Di dalam melakukan stratifikasi dan pengambilan sampel perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : unsur populasi di dalam strata tersebut diusahakan sehomogen mungkin, antarstrata diusahakan seheterogen mungkin, sampel diambil proporsional menurut besarnya unit yang ada di dalam masing-masing strata dan antarstrata, di dalam masing-masing strata unit sampel diambil secara acak.

4)      Sampling Acak Kelompok (Clustered Random Sampling)

Populasi dibagi ke dalam satuan-satuan sampling yang besar, disebut Cluster. Berbeda dengan pembentukan strata, satuan sampling yang ada dalam tiap kluster harus relatif heterogen. Populasi dibagi ke dalam gugus/kelas yang diasumsikan di dalam setiap kelas/gugus sudah terdapat semua sifat/variasi yang akan diteliti. Selanjutnya kelas yang akan diacak dan unit sampel akan diambil dari kelas yang sudah ditarik. Syarat-syarat untuk pengambilan sampel ini adalah; di dalam kelas sehomogen mungkin, antarkelas seheterogen mungkin, disebut juga area sampling.

5)      Sampel Acak Bertingkat/Bertahap (Multistage Sampling)

Pengambilan sampel bertingkat dilakukan kalau secara geografis populasi sangat menyebar dan meliputi area yang sangat luas. Misalnya, kita akan meneliti puskesmas di Indonesia yang terdiri dari 27 provinsi. Tahap pertama diacak dulu 5 provinsi (tahap I) dari 27 provinsi itu, selanjutnya di masing-masing provinsi diacak lagi kabupaten mana yang akan ditarik sebagai sampel (tahap II). Setelah kabupaten ditarik, tahap III diacak lagi puskesmas mana yang akan menjadi sampel dari penelitian itu.


b)     Penarikan Sampel Secara Tidak Acak (Non Probability Sampling)

Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability, sehingga tidak diketahui besarnya peluang sesuatu unit sampling terpilih ke dalam sampel. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran kasar tentang suatu keadaan. Cara ini dapat dipergunakan apabila biaya sangat sedikit, hasilnya diminta segera, tidak memerlukan ketepatan yanq tinggi, karena hanya sekedar gambaran umum saja.

Sampling tipe ini tidak boleh dipakai untuk menggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena dalam penarikan sampel sama sekali tidak ada unsur probabilitas. Dalam analisis selanjutnya hanya diperkenankan menggunakan analisis statistika deskriptif, dan tidak boleh memakai alat analisis statistika inferensial, baik yang termasuk kelompok statistika parametrik maupun non parametrik, sebab statistika inferensial pada prinsipnya juga harus melibatkan unsur probabilitas ketika kita melakukan pengambilan sampel. Beberapa teknik penarikan sampel dengan non probability samplingadalah sebagai berikut:

1)      Purposive Sampling

Disebut juga Judgment Sampling. Satuan sampling dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki. Sampel ditentukan oleh orang yang telah mengenal betul populasi yang akan diteliti. Dengan demikian, sampel tersebut mungkin representative untuk populasi yang sedang diteliti.

2)      Insidental Sampling

Sampel tersebut tidak terencana dan diambil atas dasar seandainya saja. Penggambaran hasil dari pengumpulan data tersebut tidak didasarkan pada suatu metode yang baku. Misalnya, terjadi suatu keadaan luar biasa, data yang sudah terkumpul disajikan secara deskriptif dan hasil tersebut tidak dapat digeneralisasi. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja.

3)      Quota Sampling

Sampel yang akan diambil ditentukan oleh pengumpul data dan sebelumnya telah ditentykan jumlah yang akan diambil. Kalau jumlah tersebut sudah dicapai, si pengumpul data berhenti, selanjutnya hasil itu dipresentasikan. Misalnya sampel yang akan diambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan, apabila peneliti sudah memenuhi jumlah tersebut maka peneliti akan berhenti kemudian menulis hasil temuannya.

4)      Snowball Sampling

Satuan sampling dipilih atau ditentukan berdasarkan informasi dari responden sebelumnya. Misalnya ada penelitian yang bertujuan untuk mencari cara yang efektif dalam mensosialisasikan program-program kemahasiswaan. Sampel pertama barangkali bisa dipilih adalah Ketua HIMA, kepada dia kita bertanya, siapa lagi (sebagai sampel ke-2) yang kira-kira bisa diwawancara untuk diambil pendapatnya, dan seterusnya hingga informasi dianggap memadai

  

7.      Penyimpangan (Error)

Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sampel diperoleh nilai-nilai statistik. Nilai statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya. Perbedaan inilah yang disebut sebagai Penyimpangan. Penyimpangan hasil yang diperoleh dari pengukuran sampel dapat terjadi dalam dua jenis sebagai berikut:

a)      Sampling error, sebenarnya hal ini bukan  merupakan kesalahan yang sebenarnya, tetapi merupakan variasi dari konsekuensi pengambilan sampel. Maksudnya bahwa setiap sampel yang akan diambil dari suatu populasi akan berdistribusi sekitar nilai proporsi.

b)     Non sampling error, yaituerror yang tidak disebabkan oleh sampel, tetapi disebabkan pelaksanaan dalam pengambilan sampel sampai analisisnya seperti pada saat perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, analisis dan interpretasi.

Penutup
Dalam proses penelitian, ketetapan dalam menentukan data yang dicari adalah suatu urusan yang mutlak diperlukan. Dengan demikian, tujuan penelitian akan dapat terpenuhi dengan baik. Sumber data pada penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.
 Populasi adalah objek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data. Namun, dalam kegiatan penelitian untuk menjangkau keseluruhan dari objek tidak mungkin dlakukan. Apabila peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut populasi atau sensus. Arti darisensus yaitu cara untuk mendapatkan keterangan (informasi) dari semua anggota populasi dan tanpa terkecuali.
Sampel adalah sebagian dar individu yang diselidiki dari keseluruhan individu penelitian.Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau yang representetif artinya menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal tetapi mewakili sampel bukan merupakan duplikat dari populasi.
Cara pengamblan sampel penelitian yang dapat dilakukan yaitu peneliti mencampurkan subjek-subjek didalam populasi sehingga semua objek dianggap sama, sampel strata dilakukan jika ada perbedaan ciri antara strata yang ada, dan masih ada cara-cara yang lain.


DAFTAR PUSTAKA
   https://ilyas-atsary.blogspot.com/2015/11/makalah-populasi-sampel-dosen-hm.html 
https://www.katapena.info/2013/12/teknik-pengambilan-sampel.html library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar