UJI HIPOTESIS
Pendahuluan
Uji Hipotesis berguna untuk membantu pengambilan keputusan tentang apakah
suatu hipotesis yang diajukan, ada perbedaan atau hubungan, cukup meyakinkan
untuk ditolak atau tidak (gagal) ditolak. Atau Uji Hipotesis digunakan untuk mencapai keputusan
tentang suatu populasi yang dinilai dari sampel yang diambil dari populasi.
Uji Hipotesis secara luas digunakan untuk penelitian di bidang kedokteran,
kedokteran gigi, kesehatan masyarakat, biologi, keperawatan, dan bidang lain,
untuk menggambarkan keputusan dari populasi, keputusan pada uji hipotesis tergantung pada outcome/keluaran
yang dihasilkan.
Keyakinan untuk ditolak atau tidaknya suatu hipotesis didasarkan pada
peluang untuk memperoleh hubungan tersebut secara kebetulan (by chance).
Semakin kecil peluang tersebut (peluang adanya by
chance), semakin besar keyakinan bahwa hubungan tersebut memang ada.
Contoh
:
Seorang peneliti diminta untuk melakukan penelitian terkait pembuktian
apakah sebuah vaksin baru lebih efektif daripada vaksin yang selama ini beredar.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti melakukan
pengujian hipotesis untuk membuktikan apakah vaksin baru itu benar lebih
efektif daripada vaksin yang beredar selama ini. Dengan pengujian hipotesis
akan diperoleh kesimpulan secara probabilistik apakah vaksin baru tersebut
lebih baik daripada yang selama ini
beredar.
A.
Prinsip Uji Hipotesis à Melakukan perbandingan antara nilai sampel (data
hasil penelitian) dengan nilai hipotesis (nilai populasi).
B.
Peluang diterima atau ditolaknya hipotesis à Tergantung Besar kecilnya perbedaan antara nilai sampel dengan nilai
hipotesis. Bila perbedaan cukup besar,
peluang à peluang untuk menolak
hipotesis pun besar Begitupun Sebaliknya.
Jadi, semakin besar perbedaan antara nilai sampel dengan nilai hipotesis
(nilai populasi) maka semakin besar peluang untuk menolak hipotesis
C.
Kesimpulan
yang didapat dari pengujian hipotesis
a) Menolak Hipotesis
b) Menerima
Hipotesis (gagal menolak hipotesis) à dalam uji hipotesis
arti menerima hipotesis sebetulnya kurang tepat, yang tepat adalah gagal
menolak hipotesis.
D.
Menerima
Hipotesis (gagal menolak hipotesis) à
Dalam uji hipotesis, kesimpulan menerima hipotesis, bukan
berarti kita telah membuktikan bahwa hipotesis itu benar, karena benar atau
tidaknya suatu hipotesis hanya dapat dibuktikan dengan melakukan observasi ke
seluruh unit populasi (Tidak mungkin). Menerima hipotesis à
peneliti tidak cukup bukti untuk menolak hipotesis shg disebut “gagal
menolak hipotesis”.
Hipotesis
·
Hupo = sementara/lemah
kebenarannya
·
Thesis = pernyataan/teori
·
Hipotesis = Pernyataan
sementara yang perlu diuji kebenarannya à pengujian
hipotesis
Jenis Hipotesis
Hipotesis nol (Ho) à Menyatakan
tidak ada perbedaan sesuatu
kejadian antara kedua kelompok. Atau tidak
ada hubungan antara variabel satu (exposure) dengan variabel yang lain (disease/outcome).
Contoh:
a. Tidak
ada perbedaan berat badan bayi waktu lahir antara mereka yang dilahirkan dari
ibu yang merokok dengan mereka yang dilahirkan dari ibu yang tidak merokok.
b. Tidak
ada hubungan antara kebiasaan merokok pada ibu hamil dengan berat badan bayi waktu lahir.
Hipotesis alternatif
(Ha) à Menyatakan ada perbedaan sesuatu kejadian antara kedua kelompok. Atau ada hubungan antara variabel satu dengan
variabel yang lain.
Contoh:
a. Ada
perbedaan berat badan bayi waktu lahir antara mereka yang dilahirkan dari ibu
yang merokok dengan mereka yang dilahirkan dari ibu yang tidak merokok.
b. Ada
hubungan antara kebiasaan merokok
pada ibu hamil dengan berat badan bayi
waktu lahir.
Arah/Bentuk Hipotesis
a. One
Tail à
apabila hipotesis alternatif menyatakan adanya
perbedaan dan ada pernyataan yang mengatakan bahwa hal yang satu lebih rendah/tinggi daripada yang
lain.
Contoh: BB bayi dari
ibu hamil yang merokok lebih kecil dibandingkan BB
bayi dari ibu hamil yang tidak merokok.
b. Two
Tail
à
apabila hipotesis alternatif hanya
menyatakan perbedaan tanpa melihat apakah yang satu lebih tinggi/rendah
daripada yang lain.
Contoh:
BB bayi dari ibu hamil yang merokok berbeda
dibandingkan BB bayi dari ibu yang tidak merokok.
Contoh Penulisan Hipotesis
Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan
darah, maka hipotesisnya adalah sbb:
a. Ho : mA = mB
·
Tidak
ada perbedaan mean tekanan darah antara laki-laki dan perempuan, atau
·
Tidak
ada hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah.
b. Ha : mA = mB
·
Ada
perbedaan mean tekanan darah antara laki-laki dan perempuan, atau
·
Ada
hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah.
Kesalahan Pengambilan Keputusan
- I. Kesalahan tipe I (α) à Kesalahan menolak Ho, padahal sesungguhnya Ho benar
·
Menyimpulkan adanya perbedaan, padahal
sesungguhnya tidak ada perbedaan.
·
Peluang membuat kesalahan tipe I ini
adalah α (I) atau tingkat signifikansi (significance level).
·
Dengan demikian, peluang untuk tidak
membuat kesalahan tipe I adalah sebesar 1 - α (tingkat kepercayaan/confidence
level).
- II. Kesalahan tipe II (ß) à Kesalahan tidak menolak Ho, padahal sesungguhnya Ho salah
·
Menyimpulkan tidak ada perbedaan,
padahal sesungguhnya ada perbedaan.
·
Peluang membuat kesalahan tipe II ini
adalah sebesar ß (II) atau tingkat signifikansi (significance level).
·
Peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe II adalah sebesar 1 - ß (tingkat kekuatan uji/power of the test).
- III. Kesalahan Pengambilan Keputusan
Menentukan Tingkat
Kemaknaan
Merupakan kriteria/batasan yang digunakan untuk memutuskan apakah Ho
ditolak atau gagal ditolak.
Ø Nilai yang menunjukkan besarnya peluang salah dalam
menolak H0
Ø Tingkat kemaknaan sering disebut dengan Nilai α à merupakan
batas toleransi peluang salah dalam menolak H0
Ø α
merupakan nilai batas maksimal kesalahan menolak H0
Ø α juga sebagai batas maksimal kita salah menyatakan
adanya perbedaan/ada hubungan.
Penentuan nilai α tergantung
dari tujuan dan kondisi penelitian, Nilai α yang sering digunakan adalah adalah 10%, 5%, atau
1%.
Untuk bidang kesehatan masyarakat, biasanya, nilai α
(alpha) yang digunakan adalah sebesar 5%, sementara untuk pengujian obat-obatan
digunakan batas toleransi kesalahan yang lebih kecil, yaitu 1% à karena mengandung risiko yang fatal.
Nilai PValue
Nilai Pvalue merupakan nilai yang menunjukkan besarnya peluang salah menolak Ho dari
data penelitian. Harapan kita nilai Pvalue adalah sekecil mungkin, sebab
bila nilai Pvalue kecil maka kita yakin bahwa adanya perbedaan pada
hasil penelitian menunjukkan pula adanya perbedaan di populasi. Dengan kata
lain kalau nilai Pvalue nya kecil maka perbedaan yang ada pada
penelitian terjadi bukan karena faktor kebetulan (by chance).
Jika didapat nilai Pvalue
≤ α atau
Pvalue ≤ 0.05 à
Ho ditolak à
menunjukkan bahwa ada perbedaan atau ada hubungan antara kelompok yang diteliti.
Contoh:
Suatu penelitian
untuk mengetahui hubungan riwayat hipertensi ibu hamil dengan BB bayi waktu
lahir Hasil:
Ibu Hipertensi à
rata-rata BB bayi = 2.000 gram
Ibu yang sehat à
rata-rata BB bayi = 3.000 gram
Apakah perbedaan
karena kebetulan atau berlaku untuk seluruh populasi?
Uji dengan Uji T à didapat nilai
Pvalue= 0.0110
(Pvalue
<
0.05) à
Ho ditolak à Ada hubungan riwayat hipertensi ibu hamil dengan BB bayi
waktu lahir
Kesimpulan: jika
BB bayi antara ibu hipertensi dan ibu
yang sehat, tidak berbeda MAKA perbedaan BB bayi sebesar
1.000 gram antara ibu hipertensi dan ibu yang sehat disebabkan oleh faktor
kebetulan (by chance) adalah sebesar 0.0110.
Karena peluangnya sangat kecil, maka dapat diartikan
bahwa adanya perbedaan tersebut bukan
karena faktor kebetulan, namun karena memang adanya pengaruh riwayat
hipertensi.
Daftar
Pustaka
Sabri, Luknis dan Sutanto Priyo Hastono. 2006. Statistik Kesehatan.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar