Jumat, Mei 17, 2019

Uji Hipotesis


UJI HIPOTESIS

Pendahuluan
Uji Hipotesis berguna untuk membantu pengambilan keputusan tentang apakah suatu hipotesis yang diajukan, ada perbedaan atau hubungan, cukup meyakinkan untuk ditolak atau tidak (gagal) ditolak. Atau Uji Hipotesis digunakan untuk mencapai keputusan tentang suatu populasi yang dinilai dari sampel yang diambil dari populasi.
Uji Hipotesis secara luas digunakan untuk penelitian di bidang kedokteran, kedokteran gigi, kesehatan masyarakat, biologi, keperawatan, dan bidang lain, untuk menggambarkan keputusan dari populasi, keputusan pada uji hipotesis tergantung pada outcome/keluaran yang dihasilkan.
Keyakinan untuk ditolak atau tidaknya suatu hipotesis didasarkan pada peluang untuk memperoleh hubungan tersebut secara kebetulan (by chance). Semakin kecil peluang tersebut (peluang adanya by chance), semakin besar keyakinan bahwa hubungan tersebut memang ada.
Contoh :
Seorang peneliti diminta untuk melakukan penelitian terkait pembuktian apakah sebuah vaksin baru lebih efektif daripada vaksin yang selama ini beredar. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti melakukan pengujian hipotesis untuk membuktikan apakah vaksin baru itu benar lebih efektif daripada vaksin yang beredar selama ini. Dengan pengujian hipotesis akan diperoleh kesimpulan secara probabilistik apakah vaksin baru tersebut lebih baik daripada yang  selama ini beredar.

A.   Prinsip Uji Hipotesis à Melakukan perbandingan antara nilai sampel (data hasil penelitian) dengan nilai hipotesis (nilai populasi).
B.   Peluang diterima atau ditolaknya hipotesis à Tergantung Besar kecilnya  perbedaan antara nilai sampel dengan nilai hipotesis. Bila perbedaan cukup besar, peluang à peluang untuk menolak hipotesis pun besar Begitupun Sebaliknya.
Jadi, semakin besar perbedaan antara nilai sampel dengan nilai hipotesis (nilai populasi) maka semakin besar peluang untuk menolak hipotesis
C.   Kesimpulan yang didapat dari pengujian hipotesis
a)      Menolak Hipotesis
b)      Menerima Hipotesis (gagal menolak hipotesis) à dalam uji hipotesis arti menerima hipotesis sebetulnya kurang tepat, yang tepat adalah gagal menolak hipotesis.
D.   Menerima Hipotesis (gagal menolak hipotesis) à Dalam uji hipotesis, kesimpulan menerima hipotesis, bukan berarti kita telah membuktikan bahwa hipotesis itu benar, karena benar atau tidaknya suatu hipotesis hanya dapat dibuktikan dengan melakukan observasi ke seluruh unit populasi (Tidak mungkin). Menerima hipotesis à peneliti tidak cukup bukti untuk menolak hipotesis shg disebut “gagal menolak hipotesis”.



Hipotesis
·         Hupo = sementara/lemah kebenarannya
·         Thesis = pernyataan/teori
·         Hipotesis = Pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya à pengujian hipotesis

Jenis Hipotesis
Hipotesis nol (Ho) à Menyatakan tidak ada perbedaan sesuatu kejadian antara kedua kelompok. Atau tidak ada hubungan antara variabel satu (exposure)  dengan variabel yang lain (disease/outcome).
Contoh:
a.       Tidak ada perbedaan berat badan bayi waktu lahir antara mereka yang dilahirkan dari ibu yang merokok dengan mereka yang dilahirkan dari ibu yang tidak merokok.
b.      Tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok pada ibu hamil  dengan berat badan bayi waktu lahir.

Hipotesis alternatif (Ha) à Menyatakan ada perbedaan sesuatu kejadian antara kedua kelompok. Atau ada hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain.
Contoh:
a.       Ada perbedaan berat badan bayi waktu lahir antara mereka yang dilahirkan dari ibu yang merokok dengan mereka yang dilahirkan dari ibu yang tidak merokok.
b.      Ada hubungan antara kebiasaan merokok pada ibu hamil dengan berat badan bayi waktu lahir.

Arah/Bentuk Hipotesis
a.       One Tail à apabila hipotesis alternatif menyatakan adanya perbedaan dan ada pernyataan yang mengatakan bahwa hal yang satu lebih rendah/tinggi daripada yang lain.
Contoh: BB bayi dari  ibu hamil yang merokok lebih kecil dibandingkan BB bayi dari ibu hamil yang tidak merokok.
b.      Two Tail à apabila hipotesis alternatif hanya menyatakan perbedaan tanpa melihat apakah yang satu lebih tinggi/rendah daripada yang lain.
Contoh: BB bayi dari ibu hamil yang merokok berbeda dibandingkan BB bayi dari ibu yang tidak merokok. 

Contoh Penulisan Hipotesis
Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah, maka hipotesisnya adalah sbb:
a.       Ho : mA =  mB
·         Tidak ada perbedaan mean tekanan darah antara laki-laki dan perempuan, atau
·         Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah.
b.      Ha : mA =  mB
·         Ada perbedaan mean tekanan darah antara laki-laki dan perempuan, atau
·         Ada hubungan antara jenis kelamin dengan tekanan darah.

Kesalahan Pengambilan Keputusan
  1.        I.  Kesalahan tipe I (α) à Kesalahan menolak Ho, padahal sesungguhnya Ho benar

·         Menyimpulkan adanya perbedaan, padahal sesungguhnya tidak ada perbedaan.
·         Peluang membuat kesalahan tipe I ini adalah α (I) atau tingkat signifikansi (significance level).
·         Dengan demikian, peluang untuk tidak membuat kesalahan tipe I adalah sebesar 1 - α (tingkat kepercayaan/confidence level).
  1.     II.  Kesalahan tipe II (ß) à Kesalahan tidak menolak Ho, padahal sesungguhnya Ho salah

·         Menyimpulkan tidak ada perbedaan, padahal sesungguhnya ada perbedaan.
·         Peluang membuat kesalahan tipe II ini adalah sebesar ß (II) atau tingkat signifikansi (significance level).
·         Peluang untuk tidak membuat  kesalahan tipe II adalah sebesar 1 - ß  (tingkat kekuatan uji/power of the test).
  1.  III.  Kesalahan Pengambilan Keputusan


Menentukan Tingkat Kemaknaan
Merupakan kriteria/batasan yang digunakan untuk memutuskan apakah Ho ditolak atau gagal ditolak.
Ø  Nilai yang menunjukkan besarnya peluang salah dalam menolak H0
Ø  Tingkat kemaknaan sering disebut dengan Nilai α à merupakan batas toleransi peluang salah dalam menolak H0
Ø  α merupakan nilai batas maksimal kesalahan menolak H0
Ø  α juga sebagai batas maksimal kita salah menyatakan adanya perbedaan/ada hubungan.
Penentuan nilai α tergantung dari tujuan dan kondisi penelitian, Nilai α yang sering digunakan adalah adalah 10%, 5%, atau 1%. Untuk bidang kesehatan masyarakat, biasanya, nilai α (alpha) yang digunakan adalah sebesar 5%, sementara untuk pengujian obat-obatan digunakan batas toleransi kesalahan yang lebih kecil, yaitu 1% à karena mengandung risiko yang fatal.

Nilai PValue
Nilai Pvalue merupakan nilai yang menunjukkan besarnya peluang salah menolak Ho dari data penelitian. Harapan kita nilai Pvalue adalah sekecil mungkin, sebab bila nilai Pvalue kecil maka kita yakin bahwa adanya perbedaan pada hasil penelitian menunjukkan pula adanya perbedaan di populasi. Dengan kata lain kalau nilai Pvalue nya kecil maka perbedaan yang ada pada penelitian terjadi bukan karena faktor kebetulan (by chance).
Jika didapat nilai Pvalue ≤ α atau Pvalue ≤ 0.05 à Ho ditolak à menunjukkan bahwa ada perbedaan atau ada hubungan antara kelompok  yang diteliti.

Contoh:
Suatu penelitian untuk mengetahui hubungan riwayat hipertensi ibu hamil dengan BB bayi waktu lahir Hasil:
Ibu Hipertensi à rata-rata BB bayi = 2.000 gram
Ibu yang sehat à rata-rata BB bayi = 3.000 gram

Apakah perbedaan karena kebetulan atau berlaku untuk seluruh populasi?

Uji dengan Uji T à didapat nilai Pvalue= 0.0110
(Pvalue < 0.05) à Ho ditolak à Ada hubungan riwayat hipertensi ibu hamil dengan BB bayi waktu lahir

Kesimpulan: jika BB bayi antara ibu hipertensi dan ibu  yang  sehat,  tidak berbeda MAKA perbedaan BB bayi sebesar 1.000 gram antara ibu hipertensi dan ibu yang sehat disebabkan oleh faktor kebetulan (by chance) adalah sebesar 0.0110. Karena peluangnya sangat kecil, maka dapat diartikan bahwa adanya perbedaan tersebut  bukan karena faktor kebetulan, namun karena memang adanya pengaruh riwayat hipertensi.










Daftar Pustaka
Sabri, Luknis dan Sutanto Priyo Hastono. 2006. Statistik Kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar